Kemuning Senja di Beranda Mekah

Penulis : Abu Umar Basyier
Penerbit : Shofa Media Publika
Harga : 31.500 ( Harga Toko 35.000)
Member Card : 28.000


SINOPSIS
" Adinda, Maukah engkau mendengarkan pesanku? sedikit saja.
" Tentu mau, mas. Ada apakah?"

" Adinda, betulkah adinda mencintaiku?"

" Aduh, mas. Perlukah itu ditanyakan? cintaku kepadamu sekarang berlipat lipat ganda. Setelah mas mengubah gaya hidup mas, aku sudah seratus persen membaktikan diriku kepadamu, sebagai istri yang siap mematuhimu. Selama itu dalam kepatuhan kepada Allah dan Rasul-Nya."

" Jawab saja adinda, apakah kau mencintaiku?"
" Aku sangat mencintaimu mas, KarenaNya , cintaku kepadamu berlabuh dalam hati ini.."
" Tuluskah cintamu itu, Adinda?"
" Cinta yang tulus adalah cinta yang dilambari rasa cinta kepada Allah. Selain itu, tak lebih dari cinta berbalut nafsu. Cintaku, insya'Allah tulus mas."

" Seperti apakah , aku ini dimatamu".
" Kamu seperti pria angkuh yang berganti kulit menjadi pemuda paling santun yang pernah aku kenal, yang paling aku kagumi."

" Menyesalkah engkau pernah aku nikahi adinda?
"ya, mas"
" Engkau menyesal adinda?
" Ya, aku menyesal. Kenapa tidak dari sebelumnya engkau menikahiku..."

Pram tersenyum renyah, senyum terindah yang pernah dilihat oleh Rafiqah. dari suaminya itu.

" Alhamdulillah, aku juga sangat mencintaimu adinda. Bagiku engkau bukan hanya istri, tapi juga teman. Kekasih. Pacar. Pendamping. Teman memasak..."

" Sudahlah mas, jangan membuatku bersedih.."
" Aku jujur adinda."
" Mas, beristirahatlah."
" Tidak adinda, selama aku masih bisa berbicara..." Pram diam sejenak, lalu melanjutkan bicaranya.

" Kalau engkau betul-betul mencintaiku, maukah engkau mengabulkan permohonanku, bila aku sudah tiada. Satu permohonan saja."
" Jangan berkata begitu, mas. Mas membuatku merinding saja."
" Adinda, tolonglah jawab pertanyaanku tadi. Maukah engkau mengabulkan permohonanku, bila aku sudah tiada.."
" Selama itu tidak melanggar syari'at, tentu aku mau, mas."
" Tidak. Ini permohonan yang sepenuhnya bersendi syari'at. Adinda. Bila aku tiada, aku mohon engkau mau segera menikah dengan pria yang kamu sukai. Yang kamu cintai, karena agama dan keluhuran akhlaknya.."
" Mas, sudahlah. Pria itu adalah kamu mas. Aku mencintaimu sepenuh hati.."
" Aku tahu itu Adinda. Tapi,aku manusia. Adakah manusia yang dapat menolak datangnya kematian? Bila aku mati, lekaslah menikah dengan pria lain, selain diriku ini, yang kamu sukai karena agamanya..."
" Haruskah itu mas?"................

Sementara itu diluar sana, Kemuning Senja menyapa dialog diantara mereka. Ya, dialog yang amat menyentuh hati dan membuat hati terenyuh bagi setiap orang yang mendengarnya. Aceh, itulah Propinsi tempat mereka berada, yang sering disebut sebagai Kota di Serambi Mekah.